![]() |
Water Treatment Skala Besar |
Air merupakan kebutuhan yang sangat primer baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk kebutuhan lainnya. Dan, tentu saja setiap rumah harus memiliki instalasi air bersih. Air bersih ini digunakan untuk berbagai macam keperluan mulai dari mandi, mencuci piring, hingga mencuci kendaraan. Bahkan air yang bersih dan higienis bisa kita manfaatkan sebagai air minum atau buat memasak makanan lainnya seperti beras dan sayur.
Di Indonesia, suplai air bersih untuk setiap rumah biasanya berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM dan untuk perumahan biasanya mendapatkan suplai air dari pengelola perumahan atau developer. PDAM mengelola instalasi air untuk suplai ke rumah-rumah penduduk yang ada di perkotaan maupun pedesaan. PDAM ini adalah badan usaha milik daerah yang tentu saja dimiliki oleh pemerintah kota atau kabupaten. Penulis waktu masih di Makassar di rumah keluarga sempat menikmati air bersih yang dikelola oleh PDAM. Penulis menganggap air bersih tersebut kualitasnya bagus dan boleh untuk dikonsumsi dengan terlebih dahulu dimasak sampai mendidih. Biasanya untuk setiap kota atau kabupaten memiliki nama khusus PDAMnya seperti di DKI Jakarta bernama PAM Jakarta, di Surabaya bernama PDAM Surya Sembada, di Sidoarjo Perumda Delta Tirta Sidoarjo, di Balikpapan Perumda Tirta Manuntung.
![]() |
Logo PDAM Jakarta dan Surabaya |
Nah, bagaimana dengan suplai air ke rumah yang ada di sebuah perumahan? Di perumahan yang terjangkau dengan instalasi PDAM pastinya setiap rumah akan mendapat suplai air PDAM, sedangkan di perumahan yang tidak terjangkau pipa PDAM biasanya mereka mendapat suplai dari pengelola perumahan. Namun, mengenai kualitas air tidak bisa dijamin sebagaimana kualitas air PDAM. Dan, juga setiap perumahan berbeda kualitasnya, tergantung proses pengelolaannya. Sumber airnya berasal dari sumur bor dan ditampung di penampungan yang berkapasitas besar. Biasanya kualitas air juga berbeda di setiap kota atau kabupaten. Seperti yang sekarang penulis alami, penulis tinggal di dalam perumahan di kota Balikpapan. Sekedar informasi, penulis banyak mendapatkan statement kalau di kota ini kualitas air tidak bagus.
![]() |
Air Keruh yang Penulis Dapatkan dari Air WTP Perumahan |
Yah betul, kualitas air yang penulis dapatkan dari pengelola -biasanya disebut air WTP (Water Treatment Process)- sangat jauh dari harapan. Airnya terlalu banyak mengandung lumpur dan alga atau organisme yang mudah menimbulkan bercak/noda hitam. Airnya juga sangat mudah menghasilkan lumut bahkan benang-benang lumut. Dengan kualitas air yang buruk yang banyak mengandung lumpur sebenarnya tidak dianjurkan dipakai untuk mandi apa lagi dipakai untuk masak.
Untuk menyiasatinya penulis berpikir keras, bagaimana cara supaya airnya bisa jernih minimal bisa dipakai untuk mandi dan mencuci pakaian, walaupun nanti efeknya kurang bagus, terutama untuk pakaian, apalagi yang berwarna putih. Pakaian putih cepat menguning gara-gara kualitas air yang buruk ini.
Sudah ada beberapa langkah atau trik yang penulis lakukan untuk meminimalisir kandungan lumpur, sampai yang terakhir ini alhamdulillah berhasil dan bertahan lama. Sebelum kita sampai ke langkah terakhir. Ijinkan penulis membahas beberapa trik dari awal.
Yuk, kita bahas!
Pertama dan ini antisipasi awal, penulis pastinya harus membeli ember besar sebagai bak air dengan kapasitas minimal 80 liter, tujuannya untuk menampung air dan agar lumpur bisa mengendap di bawah permukaan bak. Proses pengisian bak ini tidak langsung dari keran/mulut keran. Penulis menyambungkan keran dengan selang, jadi waktu mengisi air, tidak terlalu berisik. Nah di ujung selang, penulis menutup dengan beberapa lapis kain, kain diikat dengan kabel ties.
![]() |
Filter kain yang diikat di ujung selang |
Tapi sayang dengan cara ini, belum efektif air masih selalu cepat keruh. Dan lumpur masih saja bisa menembus kain. Bahkan pada saat lagi kotor-kotornya, air malah menjadi coklat penuh dengan lumpur.
Kemudian cara yang lain, dengan bermodalkan tutorial di You Tube, penulis mengganti kain dengan botol yang berisi media filter. Botolnya botol plastik yah teman-teman, bisa botol bekas air mineral atau bisa botol eks botol kopi kekinian misalkan bekas botol kopi Fore, Starbucks, Kopi O, dan lain-lain. Untuk media filternya antara lain: kapas/kasa, pasir, batu kerikiil, bisa juga karang jahe, pasir kemudian kapas/kasa lagi. Kapas atau kasanya penulis memakai kasa/filter yang banyak dijual di penjual ikan hias atau toko akuarium. Sedangkan untuk pasirnya, karena di lokasi penulis banyak pantai, penulis memakai pasir pantai. Tutup botol dilubangi atau dimodifikasi sedemikian rupa agar bisa dimasukkan selang.
![]() |
Filter air manual dengan memanfaatkan kasa, kerikil dan pasir |
Tapi ternyata sistem filtrasi sederhana in tidak lebih bagus dari filter kain. Memang kalau filternya masih baru, airnya jenih, tapi ternyata tidak bertahan lama. Lebih cepat lumpurnya tembus dibandingkan dengan filter kain. Kemudian alasan lainnya mungkin karena filternya kecil, jadi dengan mudah ditembus oleh tanah lumpur yang terkandung di air WTP-nya.
Penulis sebenarnya pernah mencoba container filter yang lebih besar, yakni memakai toples dengan media filter yang sama. Akan tetapi hasil yang diharapkan sama saja. Kalau menurut penulis kandungan lumpur pada air WTP-nya memang terlalu masif. Yah, kemungkinan proses filtrasi pada sistem pengelola yang tidak bagus. Harusnya kalau ditangani secara profesional dan peralatan yang memadai, air yang sampai ke rumah pasti sudah benar-benar layak.
Kenapa penulis tidak memakai filter yang sudah jadi, kan sekarang banyak filter air yang sudah bagus yang bentuknya seperti tabung oksigen besar, atau filter air ala Depo Air Minum Isi Ulang. Ya, betul juga sih, soalnya di dekat rumah, di sekitar rumah yang penulis tempati banyak yang memakai filter seperti itu. Di kantor penulis juga memakai filter yang seperti itu.
Tapi kondisi penulis tidak memungkinkan menggunakan filter profesional, karena rumah yang penulis tempati adalah milik orang, alias penulis cuma menyewa. Jadi, sayang sekali kalau beli filter profesional yang mahal. Lagian untuk instalasi air juga banyak yang dimodifikasi kalau penulis memakai filter air seperti itu.
![]() |
Filter Air Profesional |
Akhirnya penulis kembali ke filter yang sederhana saja yakni dengan menutup ujung selang dengan beberapa lapis kain. Dengan kondisi ini, kita harus sering-sering mengganti kainnya atau kita rutin membersihkan kainnya jika sudah kotor atau sudah banyak lumpur yang melekat di kainnya. Kondisi ini juga membuat penulis harus selalu menyediakan kabel ties. Biar ikatan kain ke selang tidak gampang lepas penulis menggunakan dua buah kabel ties.
Seiring dengan berjalannya waktu dengan kepasrahan yang telah penulis alami, penulis akhirnya mendapatkan ide. Sebenarnya bukan murni ide, ini lebih mengarah ke trial and error saja. Penulis mencoba memakai dacron sheet yang penulis bawa dari Makassar. Penulis menempatkan dacron sheet di atas ember atau bak air, sebelumnya ember saya tutup dengan penutup box keranjang buah yang berlubang-lubang. Penutupnya diambil dari box keranjang buah yang penulis beli dari penjual buah, harganya antara 10 ribu sampai dengan 20 ribu rupiah. Kemudian ujung selang yang masih tertutup dengan kain ditempatkan di atas dacron sheet.
![]() |
Cuma 3 Bahan Ini Masalah Air Keruh Jadi Beres |
Dan, akhirnya cara ini benar-benar efektif untuk menyaring lumpur dari suplai air WTP perumahan. Metode ini menjadikan air jauh lumayan bersih dibandingkan dengan hasil dari cara-cara sebelumnya. Dan cara ini juga bertahan lama, sudah hampir enam bulan penulis menerapkan cara ini, penulis baru menggunakan dua lembar dacron sheet. Di lembar yang kedua, penulis lapisi lagi dengan kasa filter yang biasa kita beli di penjual ikan hias/akuarium. Penulis benar-benar terkesan dengan cara ini, air benar-benar bersih dan lumayan jernih. Meskipun mungkin tidak bisa mengantisipasi logam/zat atau micro organisme yang mengakibatkan hitam pada bak atau lantai kamar mandi dan lumut tetap subur, setidak-tidaknya sudah tidak memusingkan penulis terhadap masalah kejernihan dan warna air. Dacronnya juga tidak harus selalu diganti, dacron sheet yang kedua sampai tulisan ini dibuat masih penulis pakai, dan masih efektif untuk menyaring kandungan lumpur pada air WTP. Akhirnya, penulis sudah merasa nyaman untuk mandi, mencuci pakaian, bahkan berwudhu, Alhamdulillah.
![]() |
Output Filter Berupa Air Bersih dan Jernih. Filternya jadi coklat karena penuh dengan material lumpur. Material lumpur tertahan di filter jadi air yang masuk ke bak sudah bersih dan jernih. |
Demikianlah pengalaman penulis terkait dengan filter air sederhana, semoga bermanfaat. Sekiranya teman-teman memiliki pendapat lain, silahkan tuliskan di kolom komentar yah. Wassalaam.