![]() |
Mesin Fotocopy |
Usaha fotocopy apakah masih memiliki prospek yang bagus di era digital ini? Apakah masih menguntungkan untuk membuka bisnis fotocopy di mana kampanye paperless selalu di ekspose oleh berbagai perusahaan atau instansi?
Nah, bagaimana dengan sekolah dan
kampus atau perguruan tinggi? Apakah mereka juga sudah lebih memprioritaskan
penerapan kertas digital dalam setiap kegiatannya, baik itu kegiatan akademis
maupun kegiatan administratif?
Terlepas dari semua pertanyaan di
atas, sepertinya memang usaha fotocopy sudah mulai usang. Sesuai dengan pengamatan
penulis, usaha fotocopy sudah tidak seramai lagi dibandingkan tahun 2000-an ke
bawah, tahun-tahun dimana gadget belum seberkembang seperti sekarang, bahkan
tahun 1990an Handphone/Smartphone masih merupakan barang langka, bahkan kita
belum mengenal yang namanya internet, paperless, dokuem elektronik dan
ekosistemnya.
Apa yang terjadi sehingga
usaha/bisnis fotocopy sudah mulai lesuh? Dari segi persepsi saya sebagai
penulis, yang juga bekerja di perusahaan yang sudah menerapkan paperless dalam penggunaan
dokumen, bisnis fotocopy sudah mulai menurun yah karena penerapan prinsip papaerless di berbagai perusahaan dan instansi pemerintah.
Beberapa waktu yang lalu saya
juga sempat menanyakan ke keluarga penulis yang juga merupakan dosen di salah
satu perguruan tinggi negeri di Indonesia. Saya menanyakan apakah kalau
memberikan tugas dalam bentuk jurnal/makalah harus dicetak di kertas atau dalam
bentuk hardcopy? Beliau menjawab sudah tidak lagi, mahasiswa diminta untuk
mengirimkan hasil tugas dalam bentuk softcopy.
Dengan era yang serba digital
ini, aktivitas fotocopy atau menggandakan dokumen sudah sangat berkurang. Di kantor
saya sudah tidak perlu lagi untuk mencetak laporan keuangan dan menggandakannya.
Dengan ekosistem dokumen digital yang semakin maju, para sales atau marketing
tidak perlu lagi menggandakan brosur pemasarannya, mereka cukup mengirimkan
brosur digitalnya ke whatsapp calon pelanggannya.
Program global tentang pentingnya
green ecomics untuk menghindari kerusakan lingkungan dan bumi yang
semakin parah, mendorong pemerintah menggencarkan kampanye paperless. Kampanye
paperless ini mau tidak mau berdampak juga pada penggunaan mesin fotocopy yang
semakin minim, dan pastinya juga berdampak ke penggunaan printer.
Selain penggandaan dokumen, usaha
fotocopy juga memiliki usaha turunan berupa pencetakan dokumen melalui printer
atau mesin fotocopy juga. Nah, usaha cetak dokumen ini juga mengalami penurunan
yang signifikan, karena salah satunya adalah mahasiswa sudah tidak perlu lagi
mencetak tugas sebanyak-banyaknya.
Penulis juga sangat khawatir akan
keberlangsungan usaha fotocopy dengan semakin masifnya penggunaan
dokumen-dokumen penting lainnya dalam bentuk digital, yang terbaru adalah sudah
diterapkan sertifikat tanah elektronik. Nah ini tentu saja secara tidak
langsung akan berpengaruh dengan bisnis fotocopy. Masyarakat sudah tidak perlu
lagi untuk mencetak atau menggandakan dokumen-dokumennya, karena sudah
diterapkannya dokumen elektronik.
Tapi saat ini kita jangan dulu mengesampingkan
bisnis fotocopy, masih ada usaha turunan lainnya yang masih bisa jadi andalan. Usaha
fotocopy biasanya juga menjual peralatan dan perlengkapan kantor dan sekolah. Para
karyawan, mahasiswa, siswa, murid, dan seterusnya masih membutuhkan
peralatan/perlengkapan tulis menulis atau ATK. Pulpen, pensil, spidol, stabilo,
penggaris, lem, paper klip, map, ordner, dan seterusnya, masih sangat
dibutuhkan untuk kegiatan kantor atau sekolah.
Dokumen-dokumen kontrak yang didalamnya ada tanda-tangan basah, misalnya
dokumen sewa-menyewa rumah, masih harus dicetak dan digandakan, sebagai bukti
yang otentik bagi para pihak. Dan terkadang, masih saja ada pembeli atau pelanggan yang ingin
dicetakkan fotonya atau foto keluarganya.
![]() |
Stationery Store |
Kondisi lesuhnya bisnis fotocopy ini tentu saja merupakan tantangan bagi pelaku usaha fotocopy bagaimana agar terus bisa survive, mereka sudah harus berpikir Out of The Box agar usahanya bisa berjalan dan terus mendapatkan keuntungan. Pelaku usaha ini harus memperkuat segment bisnis ATK dan tetap memperkuat usaha cetak dokumennya, kalau perlu tambahkan layanan cetak digital ke dalam usaha fotocopy misal cetak kartu ucapan, cetak pin, dan lain-lain.
Nah bagi kalian yang sedang
menjalankan atau nekat ingin masuk ke dalam bisnis fotocopy, penulis
menyarankan untuk memperbanyak referensi tentang bisnis fotocopy. Penulis
sangat merekomendasikan kalian untuk memiliki ebook BISNIS FOTOKOPI sebagai
referensi terbaik untuk kalian baca. Berikut tautannya:
![]() |
Ebook Bisnis Fotokopi |
https://play.google.com/store/books/details?id=TFzFDwAAQBAJ
Baik teman-teman, saya rasa sampai disini tulisan saya kali ini, saya tidak perlu berpanjang lebar tentang usaha fotocopy, kalian cukup miliki ebook yang sudah saya cantumkan di atas. Demikian, sampai ketemu di postingan saya berikutnya, semoga bermanfaat. Wassalaam!